Tak pernah terpikirkan olehku kelak suatu saat aku akan menjadi seorang guru pendamping untuk perlombaan. Tapi nyatanya, akhir bulan Februari 2015 yang lalu, aku menjadi salah seorang guru pendamping yang mendampingi murid-murid dari sekolahku untuk bertanding di kabupaten (ada SMP yang mengadakan perlombaan tersebut).
Mengikuti perlombaan bisa dianggap sebagai hal yang baru bagi sebagian besar murid-murid di sekolahku. Bisa karena tidak ada info mengenai perlombaan atau permasalahan biaya yang membuat hal itu terjadi. Dengan segala upaya, akhirnya sekolahku mengikuti perlombaan yang diadakan oleh salah satu SMP unggulan di kabupaten.
Cabang lomba yang dipertandingkan ada banyak, mulai dari MIPASSS (matematika, IPA, IPS), bola voli, catur, tenis meja, karaoke, membaca Al-qur’an, da’i, dan Bahasa Indonesia (membuat cerpen, membuat puisi, dan mendongeng). Dari sekian banyak lomba dan setelah mempertimbangkan mengenai biaya, maka sekolahku mengirimkan 10 orang murid untuk mengikuti perlombaan. Lomba yang kami ikuti yaitu lomba bola voli, catur, MIPASS (matematika), membaca Al-qur’an, da’i, dan karaoke.
Setiap harinya, sebelum hari perlombaan, jadwal kami selalu sangat padat, aku dan murid-murid selalu berlatih. Setelah pulang sekolah, dilanjut belajar matematika, berlatih karaoke, lalu berlatih bola voli dan catur. Ya, anak-anak terlihat begitu semangat menyambut lomba ini dan tidak pernah mengeluh capai ketika berlatih (bahkan suaraku pun sampai habis). Tawa dan senyum merekalah yang selalu memberiku semangat.
Akhirnya aku tahu, ternyata begini rasanya menjadi guru yang mendampingi anak muridnya berlomba. Ternyata begini rasanya senang melihat anak-anak bersemangat mengikuti lomba. Senang karena anak-anak mau berusaha untuk melakukan yang terbaik. Haru biru bercampur menjadi satu melihat penampilan anak-anak. Ternyata begini rasa yang serba campur aduk ketika anak muridnya akan tampil ke depan.
Dengarlah Nak, apapun hasilnya, itu tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah prosesnya, ketika murid-muridku mulai berani tampil, mulai mengenal hal baru yang belum pernah diliat sebelumnya, mulai terbuka pikiran dan wawasannya tentang lingkungan baru, bahkan mempunyai teman baru. Aku yakin, pengalaman mengikuti lomba ini akan sangat berguna bagi pengembangan diri murid-muridku, seperti ada kata mutiara “Satu pengalaman berarti seribu kemenangan“.
Aku hanya berusaha untuk memberikan sedikit warna di kehidupan murid-muridku. Ya, salah satunya dengan mengikuti lomba ini, memberikan pengalaman baru bagi mereka. Ada 2 orang muridku yang berhasil mendapatkan juara. Keduanya juara harapan 3 untuk karaoke putri dan membaca Al-qur’an. Mendapatkan juara adalah bonusnya, tetapi yang terpenting adalah proses yang dilaluinya.